Sistem Informasi Unika Soegijapranata

Meramu Teknologi Informasi dan Bisnis dalam Masa Depan Generasi Muda, Hasilkan Solusi untuk Bangsa

Tiga Karya Ilmiah di Tingkat Internasional

Selalu ada semangat, percaya diri, dan energi yang luar biasa di dalam setiap karya yang dihasilkan oleh mahasiswa dan mahasiswi Game Technology Unika

Game Perjuangan

10 November di Surabaya, Pertempuran Medan Area, Serangan Umum 1 Maret, Bandung Lautan Api, Palagan Ambarawa, dan Pertempuran 5 Hari di Semarang

GameTech @ Unika Soegijapranata

Kombinasi Programmer, Entrepreneur, dan Teknologi Game untuk hasilkan berbagai karya bagi tanah air (Pendidikan, Pariwisata, Kebudayaan, Kesehatan, dll)

GameTech @ Unika Soegijapranata

Erdhi Widyarto N, MT - Bernardinus Harnadi, MT - T. Brenda Ch, MT - Dr. Ridwan Sanjaya - Risa Farrid C, MT - FX Hendra Prasetya, MT - Yulianto Tejo P, MT

Gabung sebagai Teman

Klik http://facebook.com/GameTechUnika dan ikuti informasi-informasi terbaru di GameTech Unika Soegijapranata

Perkembangan Industri Kreatif Game

Bukan hanya pemain lokal, industri game kelas dunia juga ikut menanamkan usahanya di Indonesia!

Tuesday, November 7, 2017

GAME MARBEL KEBUDAYAAN PAPUA

Game kebudayaan Papua adalah game yang berbasis android yang dibuat guna dalam hal untuk memperkenalkan serta memproposikan kebudayaan yang ada di tujuh wilayah adat Papua (Mamta, Saiyeri, Bomberai, Domberai, Meepago, Lapago, Ha Anim), yang dalamnya meliputi pakaian adat, rumah adat, senjata tradisional serta musik tradisional. Game ini dibuat  agar kebudayaan Papua tidak hilang dari perkembangan jaman dan dengan harapan bahwa game kebudayaan Papua ini bisa memperkenalkan kebudayaan Papua. Kebudayaan sangat penting dan juga dipandang sebagai identitas diri seseorang sehingga sangat perlu untuk diketahui oleh generasi penerus Papua maupun kalangan muda mudi Indonesia.
Game kebudayaan papua juga didesain agar mudah dipaham oleh pemain serta tidak rumit, oleh karna itu game kebudayaan papua merupakan game ringan yang dapat dimainakan dengan cara menyentuh dan menarik objek.
Game kebudayaan Papua terdiri dari 4 level sebagai berikut:
  • Level 1: Level ini menampilkan permainan berupa kuis dimana pemain harus menjawab soal pertanyaan tetang materi kebudayaan papua, agar pemain yang memainkan game bisa belajar kebudayaan yang ada ditujuh wilayah adat.
  • Level 2: Permainan dalam level ini mengadopsi model puzzle yang berisi potongan gambar. Dalam level ini pemain harus memasang potongan-potongan gambar yang disediakan.
  • Level 3: Jenis permainan dalam level ini adalah playfrome dimana pemain harus menggumpulkan tari-tarian dan peralatan tarian kebudayaan papua.
  • Level 4: Permainan dalam level ini berupa memilih gambar tarian papua dengan cara menyentuh objek gambar tersebut. Bila pemain berhasil menggumpulkan 50 objek gambar maka game berhasil dimenangkan.

Game kebudayaan papua menyasar anak-anak dan remaja usia 7 hingga 14 tahun, dengan alasan kebudayaan papua belum tentu diajarkan di setiap sekolah yang ada di tanah papua. Aplikasi game kebudayaan Papua ini sangat bermanfaat untuk mempalajari kebudayaan Papua dengan cara memainkannya sehingga secara otomatis akan terjadi proses belajar sambil bermain dan juga secara tidak langsung mengenal dan berinteraksi dengan kebudayaan yang ada di  tujuh wilayah adat papua.
Ayo bermain Game Marbel Kebudayaan Papua !!!!  

Mikael Tebai, mahasiswa dari Nabire-Papua, penerima beasiswa unggulan Sistem Informasi & Game Technology 2013 Unika Soegijapranata Semarang

Friday, November 3, 2017

Konsol Game Boy dalam Tiga Generasi


Tahun 1972 merupakan awal dari perjalanan konsol video game, pada tahun itu pula menandai generasi pertama konsol di masyarakat. Hingga sekarang generasi konsol dibedakan menjadi delapan generasi, generasi pertama (1972), generasi kedua (1976), generasi ketiga (1983), generasi ke-empat (1987), generasi kelima (1993), generasi ke-enam (1998), generasi ketujuh (2005), dan generasi kedelapan (2012). Game Boy merupakan konsol yang bertahan di tiga generasi, konsol keluaran nintendo ini bertahan dari generasi ke-empat hingga enam.


Generasi keempat




Game Boy – produk Game Boy pertama yang dikeluarkan nintendo pada tahun 1989 ini menggunakan sistem 8-bit dan menggunakan catridges yang dapat di lepas-pasang untuk memainkan beberapa judul game, dengan layar LCD 160x144 pixels serta warna layar 4-shades of “gray” (dari hijau hingga hijau gelap), dimensi 90mm x 148mm x 32mm, dan berat 200 gram (tanpa baterai). Game Boy ini menggunakan 4 baterai AA dan dapat digunakan selama kurang lebih 10-12 jam.




Game Boy Pocket – merupakan produk desain ulang dari produk sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 1996, meskipun memiliki fitur yang sama, Game Boy Pocket memiliki beberapa keunggulan dari produk sebelumnya. Lebih kecil dan ringan merupakan salah satu keunggulannya, layar yang sebelumnya warna cenderung hijau, pada produk ini  warna hitam-putih ditambahkan. Baterai yang digunakan pun berbeda yaitu 2 baterai AAA dengan jangka hidup sama kurang lebih 10-12 jam. Game Boy Poket juga memiliki tampilan baterai pada LED-nya, meskipun pada awal perilisannya tampilan baterai ini tidak ada, namun karena permintaan publik tampilan ini ditambahkan.





Game Boy Light – dua tahun kemudian, tahun 1998 Game Boy Light dikeluarkan dengan perbedaan pada baterai dan fungsi backlit screen. 2 baterai AA dipilih sebagai sumber daya Game Boy Light, dan fungsi layar yang pencahayaannya dapat dihidup atau matikan yang mendukung untuk bermain di tempat yang gelap. Game Boy Light adalah satu-satunya yang memiliki backlit screen sebelum pada akhirnya Game Boy Advance SP dirilis tahun 2013.

Generasi kelima




Game Boy Color – enam bulan setelah peluncuran Game Boy Light produk ini dilempar ke pasaran. Meskipun dirilis pada tahun yang sama, Game Boy Color termasuk dalam generasi kelima dan juga disebut sebagai successor Game Boy Pocket, menyingkirkan Game Boy Light. Seperti namanya, Game Boy Color mendukung permainan dengan tampilan full color dan masih tetap compatible dengan game-game pendahulunya. 2 baterai AA masih dipilih sebagai sumber energi Game Boy Color. Infrared wireless juga menjadi salah satu fasilitas yang ada pada Game Boy Color, karena jarang dipakai beberapa software fitur ini tidak dipakai lagi di produk Game Boy penerusnya.


Generasi keenam






Game Boy Advance – dengan sistem 32-bit dirilis pada tahun 2001 didesain berbeda dengan pendahulunya. Meskipun sempat mendapat kritik karena tidak memiliki backlight yang merupakan permintaan tertinggi pembeli, sistem GBA (Game Boy Advance) merupakan penjualan terbaik nintendo pada tahun tersebut. Akumulasi jumlah penjualan 81.42 juta di seluruh dunia, namun jumlah ini termasuk SP sebanyak 43.49 juta unit dan Micro 2.42 juta unit. Seperti Game Boy Light dan Game Boy Color, GBA menggunakan 2 baterai AA.





Game Boy Advance SP – merupakan update dari Game Boy Advance dan dikeluarkan tahun 2003, dengan desain clamshell dan front-lit merupakan satu-satunya Game Boy yang memiliki desain Clamshell. Selain clamshell yang membuat bisa dilipat, recharge baterai juga menjadi keunggulan Game Boy Advance SP. Seperti Game Boy Advance – pendahulunya, SP dapat memainkan permainan Game Boy dan Game Boy Color, sekaligus produk Game Boy terakhir yang mendukung permainan-permainan Game Boy dan Game Boy Color. Fitur lain seperti pengatur volume terdapat di sisi kiri, sedangkan sisi kanan untuk tombol power serta lampu tanda saat recharge. Bagian atas terdapat port untuk recharge dan aksesoris. Bagian Game Boy Advance asli yang dihilangkan hanya headphone jack yang terletak di bagian belakang, ini membuat headphone adapter dan Game Boy Advance SP Headphone sepesial banyak terjual.




Game Boy Micro – produk Game Boy terakhir yang dikeluarkan tahun 2005 dengan desain lebih kecil dari Game Boy Advance dan dapat dikatakan Game Boy paling kecil dibanding Game Boy yang lain. Game Boy Micro dapat memainkan semua permainan dari Game Boy Advance namun tidak dari Game Boy dan Game Boy Color karena masalah Z80 prosesor yang membuatnya tidak kompatibel. Dengan layar kecil dan baklight yang kuat membuat permainan Game Boy Advance tampak tampil dalam kualitas HD dan mencegah pantulan pada layar. Dengan mengorbankan kompabilitasnya dengan Game Boy Color untuk memperoleh ukuran yang kecil serta penggunaan kabel link yang berbeda dengan Game Boy Advance dan penggunaan kabel charge yang unik serta tidak kompatible dengan para pendahulunya membuat penjualan Game Boy Micro tidak sesuai harapan Nintendo.

Referensi : nintendo.wikia.com



Fajar As’ari, mahasiswa penerima beasiswa unggulan game technology 2012 Unika Soegijapranata Semarang.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...