Sistem Informasi Unika Soegijapranata

Meramu Teknologi Informasi dan Bisnis dalam Masa Depan Generasi Muda, Hasilkan Solusi untuk Bangsa

Tiga Karya Ilmiah di Tingkat Internasional

Selalu ada semangat, percaya diri, dan energi yang luar biasa di dalam setiap karya yang dihasilkan oleh mahasiswa dan mahasiswi Game Technology Unika

Game Perjuangan

10 November di Surabaya, Pertempuran Medan Area, Serangan Umum 1 Maret, Bandung Lautan Api, Palagan Ambarawa, dan Pertempuran 5 Hari di Semarang

GameTech @ Unika Soegijapranata

Kombinasi Programmer, Entrepreneur, dan Teknologi Game untuk hasilkan berbagai karya bagi tanah air (Pendidikan, Pariwisata, Kebudayaan, Kesehatan, dll)

GameTech @ Unika Soegijapranata

Erdhi Widyarto N, MT - Bernardinus Harnadi, MT - T. Brenda Ch, MT - Dr. Ridwan Sanjaya - Risa Farrid C, MT - FX Hendra Prasetya, MT - Yulianto Tejo P, MT

Gabung sebagai Teman

Klik http://facebook.com/GameTechUnika dan ikuti informasi-informasi terbaru di GameTech Unika Soegijapranata

Perkembangan Industri Kreatif Game

Bukan hanya pemain lokal, industri game kelas dunia juga ikut menanamkan usahanya di Indonesia!

Monday, November 11, 2019

Dua Mahasiswa Game Technology Unika Ciptakan Game Berbasis Kinect


Salah satu peraga saat memainkan game ‘Menari’ dengan sensor kinect
Adanya upaya mendorong pengembangan ekosistem games yang bisa memberikan manfaat bagi  ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia di kampus Unika Soegijapranata telah membawa dua mahasiswa program Game Technology yaitu Gregorius Alvin Raditya Santoso dan Dominikus Reynard Darmawan menciptakan game baru dengan menggunakan sensor kinect.
Pada hari Jumat (12/7) bertempat di salah satu ruangan kelas dalam gedung Henricus Constance Unika, telah dipresentasikan serta diperagakan dua macam dan bentuk game baru karya dua mahasiswa tersebut dihadapan sekitar 30 mahasiswa dan dosen program Game Technology Unika.
Dominikus Reynard Darmawan dengan karya game yang diciptakannya yaitu game ‘Menari’, setelah melalui survei ke beberapa sekolah menengah pertama mencoba mengangkat pengenalan budaya menari sebagai budaya tradisional Jawa dalam game yang diiringi dengan musik Gambang Semarang.
Dalam game ‘Menari’, pemain game harus menirukan gerakan tangan penari yang ditayangkan di layar monitor atau LCD sementara sensor kinect akan membaca gerakan pemain, semakin cepat gerakannya semakin besar pointnya.
“Tujuan dibuatnya game ‘Menari’ adalah untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya melalui tarian tradisional yang ada di Indonesia, sehingga pemain game bisa bermain sekaligus belajar gerakan tarian tradisional  yang ada dalam game tersebut,”kata Reynard.
“Disamping itu gerakan tarian dalam game juga merupakan hasil konsultasi dengan narasumber yang berkompeten dalam bidang tari tradisional, dan melalui observasi maupun studi pustaka,” ucapnya.
Peragaan game ‘Mari Mencerna’ yang dilakukan oleh Alvin dengan menggunakan sensor kinect
Berbeda dengan game ‘Menari’, game karya Gregorius Alvin Raditya Santoso yang disebut game ‘Mari Mencerna’ adalah game yang lebih banyak memperkenalkan pengetahuan biologi khususnya tentang sistem pencernaan manusia.
“Dalam game ’Mari Mencerna’, para pemain game akan belajar mempraktekkan bagaimana mencerna makanan yang baik dan mengenal kandungan apa saja dalam makanan tersebut yang bisa diserap dan berguna bagi kesehatan tubuh saat dicerna mulai rongga mulut hingga usus besar,” jelas Alvin.
“Game ini merupakan metode pengembangan game, jadi dari awal dilakukan pengolahan data dari sumber-sumber yang berasal dari hasil observasi, artikel, jurnal, buku atau media-media pembelajaran yang pernah dibuat sebelumnya,” lanjutnya.
“Selain itu dalam game ini saya merepresentasikan organ pencernaan dalam tubuh kita ke dalam stage-stage pada game, seperti misalnya : rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar,” tutupnya. (fas)

sumber : http://news.unika.ac.id/2019/07/dua-mahasiswa-game-technology-unika-ciptakan-game-berbasis-kinect/

Jawab Tantangan dengan Prodi Game Technology


Menghadapi tantangan era disrupsi, perguruan tinggi mau tak mau harus bisa menyesuaikan perubahan. Lembaga pendidikan harus bisa melihat peluang pasar dan keinginan generasi milenial yang hendak meneruskan studi ke jenjang perkuliahan.
Untuk menjawab tantangan era teknologi saat ini, Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang membuka program studi S1 Game Technology dan S1 E- Commerce.
Game Technology dibuka sejak 2013, sedangkan E-Commerce pada 2018. Kedua program ini merupakan hasil pengembangan di Fikom yang sebelumnya hanya memiliki prodi S1 Sistem Informatika dan S1 Teknik Informatika.
Dekan Fikom, Unika, Erdhi Widyarto STMTmengatakan, pembukaan kedua prodi baru ini untuk menjawab tantangan era teknologi saat ini. Khususnya game, Unika menjadi universitas pertama di Jateng yang membuka prodi tersebut.
Pada tingkatan nasional, Unika merupakan yang kedua setelah Bina Nusantara (Binus) Jakarta. Awal mula pembukaan prodi game ini karena ada dukungan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada 2013.
Ketika itu, Kemenristekdikti meminta universitas supaya membuka program yang mengadopsi pembelajaran game. ”Pemerintah melalui Kemenristekdikti tampaknya sudah mencium game akan berkembang. Unika merespons dan membuka prodi Game Technology,” kata Erdhi di kampusnya, Selasa
(29/1).
Play Store Unika Pertama kali ada 40 mahasiswa yang mengambil studi Game Techology, kini sudah mencapai ratusan orang. Karya industri kreatif game yang dihasilkan mahasiswa Unika jumlahnya sekitar 50, dan sudah bisa diunduh di Play Store Unika. Game yang dibuat di antaranya Lahirnya Gatotkaca,
Mencari Batik, Find me : Lawangsewu, dan Joker alias Jomblo Keren.
Di sisi lain, Fikom juga melakukan kerja sama dengan industri dan perguruan tinggi di luar negeri.
Tahun 2018, beberapa mahasiswa mengikuti program pertukaran dengan perguruan tinggi Providence University Taiwan serta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Assumption University Thailand. Di Thailand, mahasiswa Unika juga diajak untuk melakukan presentasi hasil penelitiannya.
Mengenai program exchange lecture atau pertukaran pengajar, tahun 2018 lalu ada dua profesor asal Taiwan menjalani kuliah di Fikom tentang kecerdasan buatan.
Menurut Erdhi, kerja sama dunia industri juga dilakukan dalam acara magang fairpada 2018. Di mana, perusahaan-perusahaan memberikan wadah bagi mahasiswa Fikom untuk magang. Perusahaan itu seperti ICON+, Indomarco, Visionet, Enseval, dan BCA. Staf pengajar di Fikom juga memiliki guru besar di bidang sistem informasi, yakni Prof Dr Ridwan Sanjaya MS IEC yang kini menjabat Rektor Unika.
Adapun, bentuk pengabdian yang dilakukan fakultasnya adalah bidang kesenian wayang orang Ngesti Pandawa.
Saat pentas wayang, latar belakangnya dibuat lebih hidup dengan tampilan animasi. Hal itu akan memberikan suasana lain bagi penonton yang menyaksikan pementasan wayang. ”Fikom ini mencetak mahasiswa menjadi programmer aplikasi bisnis, konsultan sistem informasi, wirausaha, pengembangan bisnis online, dan manajer sistem informasi. Selain itu juga programmer gamedan animasi, serta pengembang perangkat lunak, perancang topologi jaringan, serta IT Project Manajer,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Prodi S1 Sistem Informasi, Bernardinus Harnadi PhD menuturkan, perkembangan bisnis online cukup pesat saat ini. Mendasari itulah, Unika akhirnya membuka prodi ECommerce. Mahasiswa bidang ECommerce ini belajar tentang teknologi digital, pengelolaan konten, rantai pasokan, sistem pembayaran berbasis Fintech atau financial technologyyang didukung pemahaman hukum dan pajak yang kuat.
Universitas membantu generasi muda untuk mencoba sendiri dan berinovasi dalam bisnis online.
”Sesuai penelitian para ahli, pola pekerjaan ke depan akan berubah. Pekerjaan yang dulu ada, misalnya petugas penarik tarif jalan tol, kini tidak ada lagi karena pembayaran menggunakan kartu tol,” jelasnya.
Di bidang perdagangan, toko dan sebagian pedangan di mal penjualannya turun. Bukan daya belinya turun, tapi pola belanja masyarakat beralih secara online atau toko maya. Program ECommerce ini menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi perubahan, sekaligus terlibat lebih dini perkembangan
teknologi.

Mahasiswa Game Technology Unika Rancang Aplikasi Pancasila

Untuk menjawab urgensi pendidikan Pancasila bagi mahasiswa era terkini yang begitu akrab dengan dunia Industri 4.0, maka pada hari Sabtu (26/1) bertempat di ruang 501 gedung Yustinus lantai I kampus Unika Soegijapranata telah dilangsungkan kegiatan “Seminar Launching Aplikasi Pancasila 4.0,“ sebagai wujud metode pembelajaran yang inovatif dan terintegrasi dengan dunia digital dan internet.
Ketua Tim Bantuan Pembelajaran Inovatif Pendidikan Pancasila sekaligus Ketua Pusat MKPK ( Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian) DrAntonius Laot Kian mengungkapkan perihal kegiatan launching aplikasi Pancasila yang Sabtu lalu diselenggarakan di Unika. “Kegiatan ini merupakan program bantuan untuk pembelajaran inovatif terkait mata kuliah umum atau mata kuliah pengembangan kepribadian. Dikti mengadakan kegiatan semacam perlombaan supaya setiap universitas mengajukan proposal untuk mendapatkan bantuan dari Dikti.  Dan Unika Soegijapranata adalah salah satu dari yang mendapatkan bantuan tersebut. Selanjutnya kita adakan dua kegiatan besar sebagai bagian pembelajaran inovatif, yang pertama adalah seminar dan outbond yang diselenggarakan beberapa bulan lalu dan yang kedua adalah kuliah berbasis aplikasi.”
“Dalam kuliah berbasis aplikasi itu, mahasiswa diminta untuk mendesain aplikasi yang mendukung perkuliahan Pancasila. Oleh karena itu kita bekerja sama dengan instruktur dari Prodi Sistem Informasi Unika dan dari kerja sama tersebut telah menghasilkan tujuh aplikasi yang dibuat oleh para mahasiswa program Game Technology yang hari ini kita launching,” jelasnya.
“Harapan dengan aplikasi yang kita launching ini akan kita gunakan dalam perkuliahan inovasi Pancasila, sedangkan sebagai penghargaan atas karya cipta para mahasiswa maka aplikasi ini akan kita populerkan dan diberikan hak cipta,” lanjutnya.
Sedangkan Sekretaris Program Studi Sistem Informasi dan Game Technology serta Pendamping Game Club, Albertus Dwiyoga Widiantoro SKom MKom juga menjelaskan mengenai aplikasi hasil karya mahasiswa Prodi Game Technology. “Kita akan mengembangkan aplikasi ini di setiap pertemuan yang dilakukan setiap minggu dalam kelompok Game Technology selama kurang lebih tiga bulan ke depan, harapannya aplikasi tersebut bisa menjadi aplikasi yang utuh dan bisa digunakan,” terangnya.
“Aplikasi ini didesain untuk pembelajaran inovatif Pancasila, itu menjadi beban tersendiri bagi designernya karena Pancasila bukan sesuatu yang bisa diubah-ubah seenaknya, seperti gambar, simbol-simbol atau logo Pancasila. Namun para mahasiswa ternyata kreatif sehingga tujuh aplikasi yang dihasilkan pun memiliki genre dan tipe yang berbeda-beda, sehingga pembelajaran Pancasila bisa dilakuakan secara kekinian,” pungkasnya. (fas)

Launching Game Edukasi Kesehatan Gigi: Prodi Game Technology Unika Berkerjasama Dengan Klinik Gigi

ket foto: (kiri-kanan) : Prof Ridwan Sanjaya, drg Teguh, dan Dr drg Diyah Fatmasari memperlihatkan aplikasi game edukatif gigi (foto dok)

Untuk kesekian kalinya, Program Studi Game Technology Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang melakukan launching game edukatif yang sangat berguna bagi masyarakat luas.Kali ini bekerjasama dengan Klinik Gigi “Tumbuh Kembang Pratama Dental Care” Semarang launching game edukasi kebersihan dan kesehatan gigi untuk anak anak di kampus Unika, Senin malam (22/10/2018).
Hadir pada launching tersebut Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr Ridwan Sanjaya SE SKom MSIC, drg Teguh Prasetya Hery Purnomo SpKGA (Tumbuh Kembang Pratama Dental Care), Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Kota Semarang Dr drg Diyah Fatmasari MDSc, WR III Unika Dr V Kristina Ananingsih ST MSc dan sejumlah tamu undangan serta ara mahasiswa Unika.
Menurut Rektor Unika, game edukasi gigi ini gagasan dari drg Teguh sekaligus sebagai investor game untuk anak anak di bidang kesehatan gigi ini. Game dikerjakan para mahasiswa tingkat akhir saat mengerjakan tugas akhir sebagai syarat kelulusan di program studi Game Technology Unika. Game edukasi ini berbasis android karena pengguna android saat ini sangat besar. Game ini  berbentuk animasi dengan tokoh utama hewan Kelinci didukung dengan sejumlah karakter lain yang sesuai persis dengan nama nama situasi rill terkait gigi misalnya bakteri gigi.
Sedangkan dokter Teguh menyatakan game dibuat sepenuhnya oleh mahasiswa Unika Soegijapranata, original, serbahasa Indonesia dan Inggris dan akan ditambah bahasa Mandarin. Layaknya game lainnya, game edukasi ini ada bebeberapa level dan tokohnya memakai semua yang ada di gigi misalnya kuman, peri gigi, bakteri mutan, lactobasilus, visko, jamur, karang gigi, plag, sariawan, bau mulut, radang gusi, benjolan gusi, karies dan lain lain. Sebelum acara launching, game ini juga dilombakan kepada kalangan anak anak se Kota Semarang dengan pemenang untuk kelonpok A yaitu kelas 1 samapi 3 SD juara I Miksel, juara II Fata dan Juara III Gebren. Sedang kelompok B kelas 4 sampai 6 SD juara I Evan, juara II Samuel, dan Juara III Immanuel.
Sementara itu pula Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Kota Semarang Dr drg Diyah Fatmasari MDSc menyatakan apresiasi yang tinggi pada kolaborasi Prodi Game Technology Unika Soegijapranata dengan drg Teguh dari “Tumbuh Kembang Pratama Dental Care” Semarang. Dirinya optimis masyarakat, khususnya anak anak akan menyukai game yang sangat menarik dan bisa diunduh gratis di Play Store dengan judul “Adventure of Gigi” Unika Soegijapranata.

Game Technology Unika Adakan Lomba Game Anak-Anak

Salah satu peserta lomba game ‘Adventure of Gigi’ tampak sedang membaca informasi sebelum memulai game, Senin (22/10/2018), di gedung Henricus Constance

Program S1 Game Technology Fakultas Ilmu Komputer Unika Soegijapranata, pada hari Senin (22/10) telah mengadakan lomba kompetisi game untuk anak berupa Lomba Game ‘Adventure of Gigi’ bertempat di gedung Henricus Constance Unika.
David Kristianto Halim selaku Ketua panitia lomba menjelaskan latar belakang pelaksanaan lomba game Ini. “Latar belakang lomba game edukasi ini memang kami adakan sebelum acara launching aplikasi game ‘Adventure of Gigi.’ Dalam lomba ini kami ingin menunjukkan tentang game edukasi dan apa manfaatnya, sehingga dengan lomba game ‘Adventure of Gigi’ ini akan ada edukasi tentang apa sih kuman-kuman atau virus-virus yang ada di dalam gigi. Selain itu kita ingin menunjukkan pada anak-anak bahwa dalam game edukasi ini juga ada soal-soal yang jawabannya ada di informasi-informasi yang ada di dalam game tersebut maka sebelum bermain game, peserta memang harus membaca informasi tersebut,” terang David.
Lebih lanjut David menjelaskan bahwa dalam game ‘Adventure of Gigi’ ini ada tujuh level dan  di setiap level itu ada macam-macam virus, khususnya dari yang rendah sampai virus-virus  yang berbahaya. Jadi setiap kali bermain game, misalnya stage satu, nanti akan ada dua informasi tentang kuman atau virus yang harus dibaca supaya bisa berhasil main game di stage satu, demikian seterus sampai stage tujuh.
David juga menambahkan bahwa penggunaan game sebagai media edukasi anak memang sudah tepat, karena anak-anak generasi milenial ini sangat akrab dengan game, yang kedua untuk mengubah image negatif yang masih melekat di masyarakat terutama orang tua, bahwa game membuat orang bodoh dan malas. Karena justru sebaliknya lewat lomba game ini kita ingin menunjukkan bahwa game itu bisa membuat orang pintar dan menambah pengetahuan.
Salah satu peserta yang mengikuti lomba game, Gibran Giandaru yang merupakan salah satu siswa kelas II SD PL Don Bosco mengungkapkan kegembiraannya bisa mengikuti lomba game ini. “ Saya baru pertama kali mengikuti lomba game, dan harapan mengikuti lomba game ini bisa menang. Kalau ditanya alasan utamanya ya karena senang main game saja, terutama game-game baru,”jelas Gibran yang game favoritnya football league dunia.
Sementara salah satu orang tua yang mendampingi anaknya selama mengikuti lomba, Enggar Trisanto, juga menyatakan bahwa game juga banyak yang positif  ketika dalam game itu ada muatan edukasi yang bisa dipelajari si anak sambil bermain game. Hal tersebut karena saat anak bermain game juga diajak berpikir dan mendapatkan pengetahuan di luar pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Juara kelompok A : Juara I Mikael, Juara II Fafa dan Juara III Gibran.
Juara kelompok B : Juara I Evan, Juara II Samuel dan Juara III Imanuel.
Berikut hasil lomba game ‘Adventure of Gigi’ yang dibagi dalam dua kelompok atau kategori :
Kelompok A (kelas 1-3 SD) :
- Juara I      : Mikael
- Juara II     : Fafa
- Juara III    : Gibran
Kelompok B (kelas 4-6 SD)
- Juara I      : Evan
- Juara II     : Samuel
- Juara III    : Immanuel

Mahasiswa Prodi Sistem Informasi dan Game Technology Unika KKL ke Thailand (2)

Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi dan Game Technology Unika Soegijapranata pada tanggal 23-27 Juli 2018 melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Bandara Suvarnabhumi dan Graduate School of E-learning di Thailand.
Hari pertama mereka melakukan KKL adalah di perusahaan The Airports of Thailand Public Company Limited (AOT) yang merupakan pemimpin operator bisnis bandara Thailand.
Peserta KKL disambut oleh Mrs Auchara Pitakanjanakul Deputy Vice President of Information System Department, yang dalam sambutannya memaparkan garis besar pekerjaan yang dilakukan di Bandara.
“Bisnis utama The Airports of Thailand Public Company Limited (AOT) adalah mengelola, mengoperasikan dan mengembangkan bandara. Bandara yang dikelola antara lain Don Mueang, Phuket, Chiang Mai, Hat Yai, Chiang Rai and Suvarnabhumi,”kata Auchara.
Peserta KKL selanjutnya juga mendengarkan presentasi dari Kepala Departemen Sistem Informasi dan Kepala Departemen Komputer-Jaringan. Kedua Kepala departemen tersebut memaparkan tentang integrated flight information management system (FIMS), Passanger Baggage Reconciliation system (PBRS), Information Kiosk dan Website/Mobile Application yang diimplementasikan di enam bandara di Thailand.
Hari kedua rombongan KKL yang didampingi oleh dosen pendamping Albertus Dwiyoga Widiantoro MKom juga mengunjungi Program The Graduate school of eLearning (GSeL) Assumption University yang diterima oleh Dekan GSeL yaitu Dr Chanintorn. Dilanjutkan dengan presentasi tentang e-learning dan masa depan digital.
“Masa depan pembelajaran di era digital adalah berbasis virtual classrooms, dimana theory atau konsep dapat disampaikan secara virtual dan tidak membutuhkan tempat tertentu. Gedung bank berkurang secara signifikan karena diganti dengan sistem Bank online yang berbasis digital. Digital money menjadi sebuah keniscayaan dimana semua proses transaksi berbasis digital seperti AliPay, LinePay, ewaller, ePurse, EMonetary, Octopus semakin berkembang luas,” tutur Dr Chanintorn.
Selain presentasi, mahasiswa diajak mengelilingi kemegahan gedung yang ada di kampus dua Assumption University dan fasilitas yang ada didalam kampus seperti tenis, badminton, kolam renang, squash, basket, sepak bola, Gym, billiard yang sangat luas.
KKL Program Studi Sistem Informasi dan Game Technology pada tahun ini memang tujuannya ke Thailand dan kegiatannya langsung ditangani sendiri oleh para mahasiswa yang di koordinatori oleh Naftalita Calista Putri.
Dosen pendamping Albertus Dwiyoga juga mengungkapkan bahwa kegiatan KKL ini selain bertujuan menambah wawasan tentang sistem informasi, jaringan komputer, perkembangan dunia digital dan budaya, juga bertujuan melatih mahasiswa untuk bertanggungjawab dalam mengelola acara mereka secara mandiri.

Mahasiswa Prodi Sistem Informasi dan Game Technology Unika KKL ke Thailand


Sekitar 16 mahasiswa Program Studi Sistem Informasi dan Game Technology Unika Soegijapranata pada tanggal 23-27 Juli 2018 melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Bandara Suvarnabhumi dan Graduate School of E-learning di Thailand. KKL ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diadakan untuk menimba ilmu dan menambah wawasan mahasiswa Sistem Informasi di dunia industri.
Hari pertama mereka melakukan KKL adalah di perusahaan The Airports of Thailand Public Company Limited (AOT) yang merupakan pemimpin operator bisnis bandara Thailand.
Peserta KKL disambut oleh Ms. Auchara Pitakanjanakul Deputy Vice President of Information System Departmentyang dalam sambutannya memaparkan garis besar pekerjaan yang dilakukan dan peranan sistem informasi penerbangan di Bandara.
“Bisnis utama The Airports of Thailand Public Company Limited (AOT) adalah mengelola, mengoperasikan dan mengembangkan bandara. Bandara yang dikelola antara lain Don Mueang, Phuket, Chiang Mai, Hat Yai, Chiang Rai and Suvarnabhumi,”jelasnya.
Peserta KKL selanjutnya juga mendengarkan presentasi dari Kepala Departemen Sistem Informasi dan Kepala Departemen Komputer-Jaringan. Kedua Kepala departemen tersebut memaparkan tentang integrated flight information management system (FIMS), Passanger Baggage Reconciliation system (PBRS), Information Kiosk dan Website/Mobile Application yang diimplementasikan di enam bandara di Thailand.
Era Digital
Di hari kedua rombongan KKL yang didampingi oleh dosen pendamping Albertus Dwiyoga Widiantoro S.Kom., M.Kom juga mengunjungi Program The Graduate School of eLearning (GSeL) Assumption University yang diterima oleh Dekan GSeL yaitu Dr. Chanintorn. Dilanjutkan dengan presentasi tentang elearning dan masa depan digital.
“Masa depan pembelajaran di era digital adalah berbasis virtual classrooms, dimana teori atau konsep dapat disampaikan secara virtual dan tidak membutuhkan tempat tertentu,” terang Dr. Chanintorn.
“Ke depan, gedung bank berkurang secara signifikan karena diganti dengan sistem Bank online yang berbasis digitalDigital money menjadi sebuah keniscayaan dimana semua proses transaksi berbasis digital seperti AliPay, LinePay, ewaller, ePurse, EMonetary, Octopus semakin berkembang luas,”sambungnya.
Selain presentasi, mahasiswa diajak mengelilingi kemegahan gedung yang ada di kampus II Assumption University dan fasilitas yang ada di dalam kampus seperti tenis, badminton, kolam renang, squash, basket, sepak bola, Gym, billiard yang sangat luas.
KKL Program Studi Sistem Informasi dan Game Technology pada tahun ini memilih lokasi di Thailand, setelah pada tahun sebelumnya dilaksanakan di Singapura. Kegiatan ini dikoordinatori oleh mahasiswa Sistem Informasi angkatan 2015 Naftalita Calista Putri dengan menggunakan teknik crowdfunding, salah satu konsep dalam disruptive inovation.
Dosen pendamping Albertus Dwiyoga juga mengungkapkan bahwa kegiatan KKL ini selain bertujuan menambah wawasan tentang sistem informasi, jaringan komputer, perkembangan dunia digital dan budaya, juga bertujuan melatih mahasiswa untuk bertanggungjawab dalam mengelola kegiatan mereka secara mandiri.
Yoga menerangkan bahwa setiap tahun biasanya ada dua kelompok KKL dengan tujuan industri dan institusi dalam dan luar negeri. Mahasiswa dapat memilih salah satu tujuan yang diminati.

Sumber : http://news.unika.ac.id/2018/07/16-mahasiswa-prodi-sistem-informasi-dan-game-technology-unika-kkl-ke-thailand/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...