Suara Merdeka 13 Maret 2013
Teknologi seperti pisau bermata dua, seperti halnya game yang juga bisa berdampak negatif maupun berfungsi positif menjadi alat bantu edukasi. Adit Rama, mahasiswa GameTech Unika semester 1 menunjukkan betapa mudahnya membuat alat bantu edukasi dengan menggunakan game. Bahkan guru yang awam dengan teknologi juga dapat membuatnya dalam waktu yang singkat. “Yang terpenting adalah kreativitas dalam pengembangan konten pendidkan”, kata Adit di dalam Festival Game & Entrepreneur 2013 yang diselenggarakan tiap tahun oleh Program GameTech Unika Soegijapranata.
Hal yang sama disampaikan oleh Erdhi Widyarto, dosen GameTech Unika yang memaparkan kemudahan dalam pembuatan game pendidikan berbasis tablet. “Guru jangan takut takut terlebih dahulu atau merasa sulit jika berhadapan dengan teknologi. Seringkali berbagai hal yang tampak canggih dibuat dengan mudah. Namun kreativitaslah yang menyebabkannya menjadi tampak hebat dan menarik,” katanya dalam rilis kepada Suara Merdeka kemarin.
Dr. AB Susanto yang hadir mewakili Kemdikbud memberikan dukungan dan pujiannya pada penyelenggaraan acara tahun ini. Festival Game yang penyelengaraannya didukung oleh Kemdikbud dinilai berhasil karena menyediakan bursa penjualan Game pendidikan karya mahasiswa dari berbagai universitas di Jawa Tengah dan DIY.
Mahasiswa GameTech bisa praktek menjadi wirausaha yang sesungguhnya dalam transaksi penjualan di bursa tersebut. Sehingga penamaan acara Festival Game & Entrepreneur dinilai oleh pria yang biasa disebut Abe ini, sudah tepat dan bisa menjadi trademark acara GameTech Unika Soegijapranata tahun-tahun berikutnya.
Dari hasil transaksi dari berbagai gerai penjualan game tersebut, dihasilkan juara I-III yang terdiri dari Tim 2 GameTech Unika, Tim 1 GameTech Unika, dan Tim Poliseni Yogyakarta. Ketiga tim tersebut mendapatkan penghargaan berupa smartphone dan tablet dari Advan Digital.
Kliping: