Thursday, October 18, 2012

Game Membuat Anak Lebih Kreatif?

(Suara Merdeka, rubrik Konek 23 September 2012)

gaming_pc Game merupakan kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari terutama di kalangan anak dan remaja. Sepertinya tidak ada anak dan remaja masa kini yang tak mengenal permainan berbasis komputer atau teknologi informasi ini.

Bahkan ada dari mereka mempunyai perasaan bahwa dunia tanpa game bagaikan makan sayur tanpa garam. Sehingga banyak sekali yang memainkan game untuk menghilangkan rasa bosan, sebagai sarana rekreasi, dan media untuk lebih mengenal banyak orang.

Selain itu, game tidak sekedar berfungsi sebagai permainan semata melainkan mempunyai kekuatan yang dapat membuat seseorang yang tadinya mengalami stress menjadi lebih segar. Tapi apa jadinya seandainya kita membicarakan game dan menghubungkannya dengan anak dan remaja? Yang akan timbul di benak orang dewasa mungkin beberapa hal negatif seperti kenakalan, kemalasan, dan segala hal lain yang pastinya dapat merusak mental seorang anak.

Padahal jika kita telusuri lebih dalam, banyak sekali manfaat game bagi perkembangan mental seorang anak. Diantaranya menjadikan imajinasi seorang anak terutama pada usia dini menjadi lebih kreatif diantara anak seusianya. Kenapa dapat menjadikan seorang anak menjadi lebih kreatif? Ketika seorang anak memainkan sebuah game, maka daya pikirnya akan bekerja untuk memecahkan masalah di dalam permainan tersebut, sehingga muncul ide-ide kreatif dalam diri anak tersebut.

Media Pembelajaran

Game juga dapat menjadi suatu media pembelajaran bagi seorang anak karena kebanyakan game menggunakan bahasa Inggris dalam pengoperasiannya dan mengandung soal-soal yang membutuhkan perhitungan di dalamnya sehingga baik sekali bagi perkembangan otak anak khusunya usia dini. Selain itu melalui game seorang anak dapat dilatih menjadi seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dalam hal kreatifitas, respon otak yang baik dalam menghadapi suatu permasalahan dan juga memiliki intelligent yang tinggi .

Ada beberapa penelitian yang dapat mendukung pernyataan di atas. Seperti penelitian yang dilakukan oleh seorang Menteri Sekretariat Kabinet di Inggris yang benama Tom Watson menyebutkan bahwa dengan bermain game, anak-anak dapat belajar melatih pikiran, konsentrasi, menjawab tantangan dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan mereka. Lalu yang kedua, menurut beberapa peneliti dari University of Rochester, New York, Amerika Serikat yang melakukan penelitian mengenai dampak positif game. Menurut mereka, Anak yang bermain video game akan mengembangkan kemampuan dalam membaca, matematika, dan pemecahan masalah.

Pendapat yang ketiga berasal dari Mark Griffiths, seorang profesor di Nottingham Trent University, Inggris, menyatakan bahwa dengan bermain game dapat meringankan dan bahkan mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang diderita oleh seorang anak yang sedang dalam masa perawatan, misalnya seperti kemoterapi yang dimana biasanya rasa sakit yang ditimbulkan ketika selesai kemoterapi akan begitu menyiksa dan dengan bermain game, rasa sakit akan berkurang yang diikuti dengan penurunan tensi darah. Bermain game juga baik untuk fisioterapi anak-anak khususnya yang mengalami cedera tangan.

Sisi Negatif

Selain sisi positif, game juga mempunyai sisi negatif yang dapat mempengaruhi mental seorang anak. Jadi game dapat diartikan juga sebagai obat yang mempunyai kegunaan untuk mengobati suatu penyakit tetapi juga memiliki dampak samping di dalamnya. Contoh yang sederhana seperti kecanduan berlebihan kepada game yang menyita perhatian sehingga seorang anak tidak dapat melanjutkan aktivitas utamanya, menimbulkan rasa gelisah apabila tidak bermain game, sehingga akhirnya menurunkan prestasi belajar di sekolah.

Selain itu game seperti Call of Duty atau Counter Strike yang mengandung unsur perang dapat membuat anak dan remaja mengalami peningkatan agresifititas yang mengarah pada kekerasan. Bila semua hal tersebut memburuk, maka tidak akan ada obat yang dapat menyembuhkannya. Oleh karena itu yang dapat kita lakukan hanya mencegah agar semua itu tidak terjadi. Caranya adalah dengan melakukan bimbingan terhadap anak ketika akan memainkan suatu permainan dan pembatasan jam bermain seorang anak ketika memainkan suatu permainan atau game.

Tetapi ada sedikit catatan bagi orang tua agar untuk jangan menutup akses seorang anak dalam bermain game khususnya di usia emasnya. Sebab dengan bermain game, seorang anak dapat menumbuhkan kreatifitas yang dimilikinya. Cukup dengan memberikannya pengaturan waktu dalam bermain dan bimbingan dari orang tua maka sisi positif game akan muncul di dalam dirinya.

Mengalihkan energi berlebihan dari sang anak yang semula pemain game menjadi pencipta game merupakan salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan. Kreatifitas dan waktunya dapat menghasilkan karya yang bernilai secara finansial dan bermanfaat bagi masyarakat penggunanya. (Veinta Sonrizky Mayo, penerima Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendikbud, mahasiswa semester 1 program Game Technology Unika Soegijapranata)

Kliping:

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...